Proses pembangunan jembatan Joyoboyo baru kembali berjalan. Ini bagian dari penataan Terminal Joyoboyo dengan wajah baru.
Surabayastory.com – Ini adalah cerita perkembangan dari pembangunan terminal Joyoboyo baru. Seperti yang telah diberitakan beberapa bulan lalu, Pemerintah Kota Surabaya kembali melakukan penataan Terminal Joyoboyo. Akan dibangun modern dengan wajah baru. Gambar serta rencananya sudah banyak terpampang, namun proses pengerjaannya masih harus berliku.
Setelah menunggu beberapa bulan, pembangunan Terminal Joyoboyo baru kembali menunjukkan geliatnya. Bagian pertama yang dibangun adalah pondasi yang merupakan konstruksi bawah. Pembangunan pondasi itu dimulai dengan pemasangan tiang pancang (pile) di sisi utara sungai. Proses pemancangan ini akan berlangsung hingga minggu depan (10 hari). Setelah sisi utara selesai, pemancangan akan berlanjut ke di sisi selatan. Kemudian di badan sungai dengan 155 titik. Proses pemancangan di sungai membutuhkan perhatian ekstra. Karena posisi alat berat jack-hummer (penekan pile) harus dibuat mengapung sehingga bisa bekerja optimal.
Dari perencanaan awal, Jembatan Joyoboyo baru ini punya dimensi, Jembatan Joyoboyo panjangnya 175 meter dan lebar 19, 5 meter. Jembatan ini membentang dari Pulo Wonokromo sampai Jl Joyoboyo, tepatnya depan Sekolah Santo Yosef. Dengan jembatan baru ini maka bus dari selatan, tidak perlu masuk lewat jembatan lama atau jalur utama kota. Tetapi cukup lewat jembatan baru. Jadi sebelum Jl Pulo Wonokromo sudah naik, sehingga kalau dari selatan ada bus atau trem bisa langsung ke terminal, sehingga tidak mengganggu jalur utama kota. Jembatan Joyoboyo baru ini nantinya akan berdampingan dengan jembatan kuno (heritage) yang saat ini digunakan untuk menopang pipa saluran air PDAM.
Bagaimana pelaksanaannya? Pembangunan di musim hujan tentu saja ada hambatannya. Apalagi proses pengerjaan konstruksi bawah yang membutuhkan pengecoran dan harus rigid.
Bila berpegang dari rancangan awal yang dirilis September 2019, desain jembatan ini menggunakan teknologi cable-stayed (jembatan gantung dengan kabel baja sebagai penahan badan jembatan), mirip jembatan Suramadu. Di badan jembatan itu nanti akan dipercantik dengan ukiran diorama tentang Surabaya, seperti epos perjuangan, bambu runcing, serta gedung-gedung perjuangan.
Untuk proses pembangunan jembatan secara umum tak menemui banyak masalah. Hambatan lainnya adalah belum tuntasnya proses pembebasan lahan di jalan akses jembatan. Ada beberapa persil yang belum selesai tidak ada.
Joyoboyo Baru
Jembatan Joyoboyo ini adalah bagian dari rencana pemerintah kota Surabaya untuk pengembangan Terminal Joyoboyo sebagai terminal terpadu. Rencana sebelumnya, di sini juga akan menjadi tempat pemberhentian dua jenis moda transportasi baru (Monorail dan Trem). Penambahan moda transportasi ini merupakan langkah untuk mengatasi persoalan kepadatan lalu lintas di hampir semua ruas jalan penting di kota Surabaya. Dalam rancangannya, pemkot Surabaya menyiapkan desain transportasi berupa knnsep poin to poin di mana Joyoboyo sebagai lokasi pengumpul (hub). Jalur utama dua moda ini menyebar dari Utara-Selatan dan Barat-Timur. Langkah ini adalah sebagai antisipasi tahun 2030 di mana lalu-lintas kota akan semakin padat.
Joyoboyo adalah Terminal kelas B yang memenuhi kebutuhan seluruh kota Surabaya. Terminal Joyoboyo akan menjadi terminal transit atau hub yang mengakomodir moda transportasi seperti, Angkot (Feeder), bus kota, monorel dan trem. Area ini akan menjadi pusat perpindahan transportasi di kota Surabaya.
Namun, proses pembangunan jalur trem tinggal cerita karena biaya yang sangat mahal dan pemerintah pusat tak berminat melanjutkan.
Saat ini pemerintah kota mencoba mengoptimalkan angkutan kota dan Suroboyo Bus. Penataan lingkungan sekitar terminal, hingga mengurai kemacetan dari selatan yang menuju masuk pusat kota Surabaya. Bagian awal penataan terminal Joyoboyo ini, rencananya akan dibangun Stasiun Intermodal terbesar di Surabaya. Terminal Joyoboyo dengan luas lahan kurang-lebih 9.500 m2, juga akan menjadi lahan parkir untuk Kebun Binatang Surabaya serta konter-konter usaha kecil menengah (UKM).
Kawasan Wonokromo yang menjadi pintu masuk Surabaya ini juga sering menghadapi kemacetan. Pemerintah Kota Surabaya terus mencari cara untuk mengatasinya. Setelah memperlebar Jl. A Yani, mengoptimalkan jalur frontage timur dan barat, salah satu sumbatan lalu lintas ada di jalur menuju Terminal Joyoboyo Surabaya.
Dari jadwal yang ada, jembatan Joyoboyo akan selesai dalam enam bulan ke depan (Oktober 2020). –sa