Disebut Alhambra karena dindingnya yang kemerahan. Tujuh Keajaiban Dunia ini adalah bukti bila Islam pernah berjaya dengan peradaban yang tinggi di Eropa.
Surabayastory.com – Banyak cara yang dilakukan orang untuk mengagumi suatu peradaban dan keindahan alam yang ada di jagat raya ini. Salah satu di antaranya dengan membuat daftar keajaiban dunia. Selain ada lembaga yang menggelar kontes tahunan, banyak juga negara yang membuat versinya sendiri. Ketika situs sejarah atau kekayaan alamnya, tidak berhasil memenangkan kontes Tujuh Keajaiban Dunia, ada negara atau biro wisata yang memunculkan versinya sendiri. Misalnya saja dengan mengeluarkan daftar Delapan Keajaiban Dunia yang memasukan unggulannya sendiri.
Tentu sah-sah saja setiap negara membuat daftar keajaiban dunia versinya sendiri. Mereka butuh mempromosikan kekayaan alam dan peradaban bangsanya sebagai obyek wisata. Mereka juga membutuhkan sarana untuk menumbuhkan kebanggan nasional. Apalagi Kontes Tujuh Keajaiban Dunia tak terlepas dari subyektivitas. Kabarnya, negara manapun yang ingin kekayaan alamnya atau situs sejarahnya memenangkan kontes, harus ikut membiayai penyelenggaraan acaranya.
Unesco sebagai salah satu lembaga PBB juga memiliki daftar keajaiban dunianya sendiri dengan istilah Daftar Warisan Dunia. Ada sebanyak 936 obyek di berbagai negara yang masuk dalam daftar. Jenis obyek meliputi 725 obyek kultural, 183 obyek alam dan 28 campuran yang tersebar di 153 negara. Dan Juni 2010, sebanyak 187 negara telah meratifikasi Konvensi Warisan Dunia.
Di dunia banyak versi tentang keajaiban dunia. Di antaranya adalah 40 Keajaiban Dunia yang dikenang sepanjang sejarah seperti yang ditulis dalam buku ini. Dalam buku ini dipilih keajaiban-keajaiban dunia yang dinilai menakjubkan sepanjang sejarah kehidupan manusia. Seluruh obyek yang masuk dalam daftar ini adalah situs sejarah. Hampir seluruhnya sudah terdaftar sebagai Daftar Warisan Dunia kecuali Bagan Myanmar, yang terkenal karena pagoda dan stupanya. Situs sejarah ini ditolak Unesco karena pemugaran yang dilakukan terhadap peninggalan sejarah itu dianggap tidak sesuai dengan kenyataan sejarah. Tentu ada alasan kenapa situs ini dimasukan dalam 40 Daftar Keajaiban Dunia. Mungkin karena jumlahnya yang banyak sekali sehingga membentuk semacam kampung pagoda. Dan arsitekturnya pun sangat indah sehingga membuat orang yang mengunjunginya terkagum-kagum.
Negara-negara yang situs sejarahnya paling banyak masuk dalam daftar 40 Keajaiban Dunia di antaranya adalah Mesir, Cina, Yunani, dan Italia. Begitu juga dalam daftar Warisan Dunia versi Unesco. Ini tak mengherankan karena negara-negara itu merupakan pusat kebudayaan kuno. Sejak ribuan tahun lalu bahkan pada era sebelum Masehi di negara-negara itu sudah berkembang kebudayaan dan peradaban yang sangat tinggi. Indikatornya berupa ditemukannya reruntuhan kota yang dilengkapi bangunan-bangunan seperti stadion, amphitheater, kuil-kuil, tempat peribadatan, patung dan berbagai mosaik yang sangat indah. Sebagian bangunan itu ada yang masih utuh sehingga menimbulkan kekaguman tersendiri.
Seringkali juga ditemukan jejak-jejak aktivitas industri, perdagangan, dan hiburan seperti yang ada di dunia modern. Selain itu ditemukan juga bahasa tertulis yang sangat membantu menerjemahkan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa itu
Semua daftar keajaiban dunia bisa diperdebatkan.
Islam Moor
Kini kita mulai cerita tentang Alhambra. Alhambra adalah sebuah kompleks istana dan benteng warisan kekuasaan Islam yang berlokasi di Propinsi Granada Spanyol. Komplek istana ini didirikan oleh penguasa Islam Moor dari Emirate of Granada di Andalusia. Bangunan berlokasi di puncak bukit Assabica di perbatasan bagian tenggara kota Granada.
Istana ini dibangun untuk Emir Muslim terakhir di Spanyol dan pemerintahannya, Dinasti Nasrid. Sesudah penaklukan kembali oleh the Reyes Católicos (Kerajaan Katholik) pada tahun 1492, beberapa bagian digunakan oleh penguasa Kristen. Selanjutnya Istana Charles V yang dibangun oleh Charles V Kaisar Romawi pada tahun 1527, dimasukan ke Alhambra .
Alhambra selesai dibangun menjelang akhir kekuasaan Islam di Spanyol oleh Yusuf I (1333-1353) dan Muhammad V, Sultan Granada (1353-1391). Awalnya bangunan ini dirancang sebagai kompleks militer. Namun kemudian Alhambra dijadikan kediaman dan istana setelah pembentukan kerajaan Bani Umayyah dan pembangunan istana pertama, oleh raja pendiri Muhammad bin Yusuf ben Nasr.
Secara keseluruhan bangunan dibagi menjadi dua bagian yaitu area militer yang disebut Alcazaba, dan madinah atau kota istana, dimana terdapat Nasrid Palace, tempat raja-raja dan bangsawan menetap. Kompleks ini meliputi beberapa bagian, yakni Charles V Palace, Medina, Alcazaba, Rauda, Nasrid Palace dan Generalife. Total luas kompleks ini mencapai 142.000 meter persegi.
Bangunan Charles V Palace merupakan bangunan tambahan yang dibangun penguasa Katholik setelah mengambilalih kekuasaan Islam di Granada. Di seberangnya terdapat Alcazaba yang merupakan benteng dan pemusatan latihan militer kerajaan.
Nasrid Palace merupakan kompleks istana untuk kediaman raja-raja Granada, dan menjadi daya tarik terbesar dari keselurahan kompleks Alhambra. Khusus untuk Nasrid Palace diberikan jadwal masuk, untuk mengantisipasi membludaknya pengunjung di dalam istana.
Bagian lainnya Generalife, merupakan tempat bermain dan bersantainya para bangsawan dan raja-raja. Tempat ini dibuat seperti taman dan ada fasilitas air mancurnya. Asal kata dari Generalife adalah dari bahasa Arab, yakni Yanat- al- Arif artinya kebun arsitek. Yang merupakan simbol bahwa kreasi di dunia ini berasal dari berkah Allah sebagai arsitek dan pencipta alam semesta.
Kompleks Istana dirancang dengan mempertimbangkan suasana pegunungan yang ada di sekitarnya. Namun banyak bentuk-bentuk teknologi juga dipertimbangkan. Taman (Alameda de la Alhambra), yang dipenuhi tanaman-tanaman liar dan rumput pada musim semi, kemudian ditanami mawar, jeruk dan myrtles.
Walaupun lama sekali dibiarkan terlantar, tindakan vandalism dan kadang-kadang pemugaran yang salah, namun Alhambra tetap menjadi contoh khas seni Muslim pada masa terakhirnya di Eropa. Seni ini relatif tidak terpengaruh oleh Byzantium secara langsung seperti yang ditemukan di Mezquita of Córdoba. Mayoritas bangunan istana berbentuk segi empat, dengan semua ruangan terbuka menghadap halaman pusat. Secara keseluruhan Alhambra mencapai ukuran yang sekarang melalui tambahan ruangan segi empat baru secara bertahap, yang dirancang berdasar prinsip-prinsip yang sama, walaupun bervariasi dalam dimensi. Setiap ruangan berhubungan satu sama lain oleh ruangan kecil dan lorong.
Alhambra diperluas oleh penguasa muslim yang berbeda yang tinggal di dalam kompleks itu juga. Akan tetapi setiap bagian baru yang ditambahkan mengikuti tema yang konsisten “surga di bumi” Kolom-kolom, mata air dengan air yang mengalir, dan kolam-kolam digunakan untuk menambah estetika dan fungsi. Dalam setiap kasus, eksterior tetap sederhana dan kaku. Matahari dan angin dengan bebas masuk. Biru, merah dan kuning keemasan adalah warna-warna yang sering digunakan.
Alhambra menjadi simbol dan benteng terakhir Kerajaan Islam di Spanyol. Banyak yang mensinyalir bahwa kekalahan ini akibat dari sang penguasa mulai sibuk dengan tahta, wanita dan kemewahannya, serta lalai akan umat dan agamanya.
Setelah dibiarkan rusak dan terbengkalai selama berabad-abad, Alhambra “ditemukan kembali” pada abad ke-19 oleh para ahli dan turis Eropa. Alhambra masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO pada tahun 1984. –drs, dari berbagai sumber