Belajar adalah proses. Mengapa kita, juga anak-anak kita malas belajar? Coba baca tulisan di bawah ini.
.
.
Surabayastory.com – Banyak diantara kita yang tidak mau belajar karena mereka tidak suka teori. Menurut mereka teori tidak penting, yang penting adalah praktik. Memang benar sehebat apa pun teori yang Anda kuasai jika tidak diiringi praktik, maka semuanya akan percuma. Namun juga salah kalau Anda langsung melakukan praktik. Karena praktik yang tidak dilandasi teori yang cukup, Anda akan terjebak pada tindakan coba-coba. Menguasai teori bermanfaat untuk mengurangi tindakan coba-coba sehingga Anda akan lebih cepat untuk berhasil. Hal ini harus dicamkan agar Anda dapat meningkatkan motivasi belajar.
Kenyataannya banyak anak-anak sekolah, kalau belajar tak mau membaca dulu bahan pelajarannya. Mereka inginnya langsung mengerjakan soal. Tentu ini membuat mereka mengalami kesulitan. Tanpa didukung pemahaman yang baik terhadap bahan pelajaran seorang siswa tak akan mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Mereka harus sadar untuk dapat mengerjakan soal dengan baik harus menguasai dulu teorinya.
Keenganan untuk memahami pelajaran dengan sungguh-sungguh dengan membaca ulang bahan pelajaran menunjukan rendahnya motivasi belajar siswa. Pendidik maupun orangtua harus bisa meyakinkan bahwa diperlukan motivasi belajar yang tinggi agar anak dapat berprestasi dan bisa meneruskan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Orangtua dan guru harus dapat meyakinkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kunci untuk meraih masa depan yang cerah.
Bagaimana dengan anak yang malas belajar? Kalau sampai ada siswa yang bemalas-malasan belajar, maka diperlukan usaha untuk membangkitkan motivasi belajarnya. Secara umum ada sejumlah cara untuk meningkatkan motivasi belajar anak.
- Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang ingin mendapatkan angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekadar kognitifnya saja.
- Memberi hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat. Biasanya siswa akan bersemangat melakukan tugas belajar kalau ada hadiahnya.
- Menciptakan suasana kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
- Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa tentang pentingnya menyelesaikan suatu tugas dan menerimanya sebagai tantangan. Kesadaran semacam ini akan menumbuhkan motivasi.
- Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau menghadapi ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
- Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa memacu motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
- Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberian pujian juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
- Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
- Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan membuat jadwal belajar.
- Membantu kesulitan belajar siswa
Ini bisa dilakukan baik secara individual maupun kelompok.Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam proses belajar terdapat beberap unsur antara lain berupa penggunaan metode untuk menyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan membantu siswa untuk tertarik mencatat dan mempelajari materi yang telah disampaikan..
- Menggunakan metode yang bervariasi.
Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa.
- Menggunakan media yang baik, yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Proses belajar mengajar adalah tanggungjawab bersama antara guru, orangtua, dan masyarakat. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh masing-masing pihak khususnya orangtua dan guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa?
.
Hal-Hal yang Dilakukan Oleh Guru
Khusus untuk apa yang bisa dilakukan guru, ada seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar yang disebut sebagai model ARCS. Dalam model tersebut ada 4 kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan guru agar proses penbelajaran yang dilakukannya menarik, bermakna, dan memberi tantangan pada siswa. Keempat kondisi tersebut adalah:
- Attention (perhatian)
Perhatian siswa muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan sehingga siswa selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Agar siswa berminat dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru dapat menyampaikan materi dan metode secara bervariasi, senantiasa mendorong keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, dan banyak menggunakan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk memperjelas konsep.
- Relevance (relevansi)
Relevansi menunjukkan adanya hubungan antara materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara apabila siswa menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
- Confidence (kepercayaan diri)
Merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Bandura (1977) mengembangkan konsep tersebut dengan mengajukan konsep self efficacy. Konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Self efficacy tinggi akan semakin mendorong dan memotivasi siswa untuk belajar tekun dalam mencapai prestasi belajar maksimal. Agar kepercayaan diri siswa meningkat guru perlu berusaha untuk meningkatkan peluang keberhasilan siswa. Ini bisa dilakukan dengan menyusun aktivitas pembelajaran sehingga mudah dipahami, menyusun kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menyatakan persyaratan untuk berhasil, dan memberikan umpan balik yang konstruktif selama proses pembelajaran.
- Satisfaction (kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan bila siswa merasa puas dengan apa yang dilakukannya, ia akan semakin termotivasi untuk mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan dalam pencapaian tujuan dipengaruhi oleh konsekwensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi siswa, guru dapat memberi penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan dan sebagainya. –drs