Jalan Panggung Surabaya menyimpan sejarah dan pesona masa lalu. Romantika itu kini mulai dibangkitkan lagi.
Surabayastory.com – Kawasan Surabaya Utara menyimpan eksotika yang tiada tara. Jejak sejarah perkembangan kota serta peradaban di kota ini tersaji dalam banyak sisi. Mulai dari lanskap arsitektural, struktur jalan, konsep rumah, perkampungan, hingga kehidupan harian warga kotanya.
Kawasan heritage ini dipenuhi gedung-gedung tua yang telah menjadi bangunan cagar budaya Kota Surabaya. Menjelajah kawasan cagar budaya memberikan kesan imajinatif bagi orang-orang yang mengagumi keindahan di masa lalu.
Kawasan Surabaya utara menjadi kawasan perniagaan dan kemudian dilengkapi dengan kantor-kantor dagang di masa kolonial Belanda. Jembatan Merah, Kembang Jepun, Jalan Panggung menjadi ramai dengan perdagangan komoditas, lalu-lintas barang, serta perniagaan antar-pulau dan antar-negara di masa itu.
Keindahan dan romantika itu yang ingin kembali dihadirkan kini. Menapak imajinasi kemegahan, keanggunan, kekokohan, sekaligus kejayaan zaman. Dari kejayaan itu kemudian menghadirkan kenyamanan dan keindahan bangunan hadir dengan gaya yang berbeda namun masih menyatu dengan lanskap di sekitarnya. Detil-detil yang dihadirkan luar biasa, sejak dari fasad hingga interior di dalamnya.
Menikmati Heritage Walk
Menikmati keindahan kota tua pasti sangat menyenangkan. Ada kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat yang mengagumi masa lalu. Keindahan kota tua Surabaya akan kembali dibangkitkan dengan membuat format wisata urban. Di Surabaya Utara kita bisa menikmati beragam keindahan dan kemegahan bangunan-bangunan tua dari masa lampau.
Seiring dengan itu, 117 bangunan cagar budaya di wilayah Surabaya Utara akan direvitalisasi. Dimulai dari Jl Karet, Jl Veteran, Jl Kalimalang, Jl Gundih, dan Jl Kalimati. Potensi wisata kota tua di Surabaya sebenarnya sangat luar biasa. Upaya untuk menghidupkan kembali jajaran lanskap arsitektur di kawasan Surabaya menarik untuk dinanti.
Sisa-sisa keindahan kota tua Surabaya masih bisa kita lihat dengan jelas. Salah satu yang masih bisa kita lihat bias-biasnya adalah Jl Panggung. Struktur bangunan dan kawasan masih terjaga. Hanya tampilan muka (fasad) yang tak terawat. Berangkat dari sini, Pemerintah Kota Surabaya mulai membenahi. Yang paling awal adalah mengubah tampilan fasadnya dengan dicat berwarna-warni. Sejak ujung Pasar Pabean hingga pertigaan Jl Kembang Jepun di ujung Jembatan Merah.
Jalan Panggung memang layak mendapat perlakukan khusus. Sejarah menunjukkan pentingnya jejak Jalan Panggung sebagai bagian dari Kampung Pecinan Surabaya, sebagai pusat perdagangan dan pemukiman. Jalan panggung dengan koridornya yang khas memang pantas dinikmati. Sepanjang jalan kita bisa menemukan bukti kemeganan bangunan dengan koridor panjang yang unik. Kita masih bisa menemukan deretan bangunan heritage yang masih utuh. Perbaikan dengan pengecatan ulang membalut beberapa bangunan yang sebelumnya terlihat kusam karena digunakan sebagai gudang. Elemen-elemen koridor khas Pecinan seperti bentuk dan fasad bangunan, pola ruang, dan ornamen arsitektural masih bisa dinikmati hingga saat ini.
Dengan membentuknya sebagai bagian dari wisata jalan-jalan (urban heritage walk), kita juga akan merasakan kejayaan kawasan itu yang dulu sangat ramai dan penuh sejarah. Ketika kolonial Belanda masuk, kegiatan ekonomi di jalan ini sempat dipindahkan. Namun putaran perdagangan komoditas masih berjalan di sini.
Pemerintah Kota Surabaya tampaknya ingin lebih serius untuk menjadikannya heritage walk. Setelah mengecat dan membenahi tampak muka bangunan-bangunannya, rencana juga akan mengganti material jalan dari aspal menjadi batu alam sehingga tampil lebih eksotis. Untuk memudahkan para wisatawan, akan dibuat pedestrian untuk jalan, lahan parkir, hingga tempat kuliner dan souvenir.
Jalan Panggung memang eksotis. Kabarnya, kawasan ini akan disulap seperti urban heritage walk di kawasan Masjid Sultan di Arab Street Singapura. Berbeda dengan kawasan di Surabaya lain, Jalan Panggung memiliki daya tarik tersendiri, khas dan unik.
Menyelesaikan Becek Pasar Pabean
Jalan yang lebarnya hanya sekitar delapan meter itu mulai cantik dengan fasade bangunan rumah yang berwarna-warni mencolok, biru laut, kuning, merah muda, kuning, juga ungu. Kawasan kampung heritage ini mulai dipercantik oleh Pemkot Surabaya dalam rangka membangun kembali wilayah kampung lawas.
Namun sayangnya pasar ikan tumpah dari Pasar Pabean di sepanjang Jalan Panggung saat ini masih berjajar dan meluber membuat kawasan jalan panggung masih kumuh dan becek. Masyarakat sekitar senang ada pengecatan di sepanjang Jalan Panggung seperti saat ini. Namun masih berat jika harus masuk ke dalam pasar dan ditertibkan. Dengan penataan kawasan ini akan menjadi cantik dan bagus. Tapi kalau diminta untuk masuk ke dalam pasar masih berat, karena tidak banyak orang belanja mau masuk pasar.
Kondisi Pasar Pabean yang becek memang tidak nyaman bagi para pembeli. Akhirnya cara paling mudah adalah berjualan di luar, yaitu di sepanjang Jalan Panggung. Pembeli juga mudah, tidak perlu parkir. Yang jual mudah, yang beli mudah. Jadinya aktivitas pasar banyak berpindah ke Jl Panggung.
Pedagang ikan di Jalan Panggung sudah bertahun-tahun, mungkin puluhan tahun, berjualan dengan membuka lapak di pinggiran jalan. Itu terjadi karena banyak pembeli yang tidak ingin masuk ke pasar. Untuk menangani masalah ini, Pemerintah Kota Surabaya sudah memberikan edaran ke pedagang di sekitar Jalan Panggung agar segera masuk ke dalam Pasar Pabean. Batas waktu yang diberikan adalah tahun 2019 mendatang, semua pedagang harus masuk ke dalam Pasar Pabean.
Penataan Tahun Depan 2019
Tahun depan, penataan Jalan Panggung sudah akan dijalankan. Anggaran sudah disiapkan untuk menata kembali kawasan kota tua di utara Surabaya. Untuk penataan Jl Panggung, rencana akan dibuatkan pedestrian menggunakan batu alam, penataan Jalan panggung, memberikan ornamen, pemasangan penerangan jalan umum, dan fasilitas tambahan hingga sekitar Jalan Panggung itu bisa menjadi kawasan wisata. Kendaraan yang boleh berhenti adalah untuk kepentingan perdagangan di sana. Itupun hanya sekadar menurunkan atau mengangkut barang, bukan parkir. Sedangkan untuk kawasan parkir, sudah menyiapkan parkir terpusat di Jalan KH Mas Mansyur.
Meski saat ini di Jalan Panggung sebagian besar sudah tercat warna-warni, pengecatan belum selesai. Pengecatan masih akan dilakukan di Jalan Karet, Jalan Kembang Jepun, dan Jalan Peneleh.
Untuk bisa mengerjakan perencanaan itu, sepanjang Jalan Panggung dan jalan tersebut harus sudah steril dari pedagang yang meluber. Nantinya saat sudah 2019 mulai awal tahun akan dilakukan penjagaan bersama warga dan Satpol PP, pedagang harus sudah masuk ke pasar. Dan warga sebenarnya juga sudah setuju.
Potensi Wisata Heritage Walk
Areal wisata jalan-jalan ini (heritage walk) di Jl Panggung, akan terintegrasi dengan Jl Kembang Jepun, Jl Peneleh dan Jl Karet. Di kawasan itu ada pabrik kopi yang rencananya akan dibuka kembali sebagai museum. Ada juga asrama haji pertama di Surabaya juga berada di sana, yang nantinya bisa dijadikan destinasi baru.
Kota Surabaya memiliki daya tarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang berkunjung. Sejak 2017 ada lonjakan besar angka kunjungan wisatawan ke Surabaya. Sejumlah bangunan cagar budaya di Surabaya, Jawa Timur, yang berpotensi menjadi tempat wisata, saat ini dalam kondisi tidak diperhatikan dengan baik. Pembangunan kota harus seirama dengan pelestarian cagar budaya sehingga bisa dimanfaatkan sebagai objek wisata.
Besarnya potensi urban heritage walk di Kota Surabaya, membuat langkah pemerintah untuk merevitaliasai kawasan Surabaya akan menghasilkan dampak yang besar di kemudian hari. Mengoptimalkan bangunan cagar budaya yang memiliki nilai sejarah akan menjkadi pusat destinasi baru yang tengah dicari wisatawan muda dan mancanegara. –sa