Nelayan Surabaya lebih lega dengan ditampilkan prakiraan cuaca di bibir laut. Membaca cuaca sebelum melaut.
Surabayastory.com – Cuaca yang tak menentu menuntut nelayan ekstra hati-hati dalam mempersiapkan diri. Angin, ombak, serta gelombang memang sudah akrab dengan keseharian seorang nelayan. Namun bila kondisinya ekstrem, sahabat alam itu bisa menjadikan petaka.
Nelayan memang diwajibkan bisa mengenal cuaca. Tentang angin kencang, ombak tinggi dan cuaca laut lainnya, sehingga ketika melaut sudah memahami segala keadaan. Banyaknya musibah yang terjadi di laut, bermula dari kurangnya pemahaman para nelayan tentang informasi kondisi cuaca dan iklim sebelum melaut.
Selama ini banyak nelayan yang masih mengandalkan awan untuk arah melaut. Informasi cuaca dan dilakukan secara konvensional seperti melihat kemunculan bintang dan tanda-tanda lainnya sebelum melaut.
Teknologi dan Informasi
Kini terjadi perubahan-perubahan. Teknologi informasi telah masuk ke seluruh lini kehidupan kita. Bagi nelayan, hadirnya sentuhan teknologi seharusnya bisa membuat lebih efisien dan efektif mencari ikan di laut. Ketika zaman sudah semakin modern ini, salah satu teknologi informasi yang bisa diambil adalah persiapan nelayan dalam membaca situasi alam. Ada tiga hal penting yang harus dipersiapkan oleh nelayan sebelum melaut. Yang pertama, informasi tentang faktor alam, seperti kondisi cuaca, ombak dan angin. Kedua yaitu teknis mengenai kapal. Dan ketiga adalah faktor manusia. Nelayan biasanya kekurangan informasi soal bahaya di laut. Misalnya infomasi tentang kondisi gelombang, arus angin dan suhu laut.
Berangkat dari sana, Pemerintah Kota Surabaya berusaha menfasilitasi. Nelayan-nelayan Surabaya kini punya jembatan kecil untuk memantau cuaca sebelum berangkat mencari nafkah. Para nelayan di Surabaya yang akan pergi melaut kini bisa melihat informasi cuaca di tengah laut melalui Weather Information Display (WID). Sarana baru ini disediakan Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perhubungan (Dishub). Sejak bulan lalu, sosialisasi dan pengenalan pembacaan terhadap alat ini mulai dilakukan.
Selain informasi prakiraan cuaca di daerah pantai, informasi-informasi seputar pantaiu dan nelayan secara bertahap akan disampaikan berupa media digital videotron. Layanan kepada para nelayan ini nantinya akan dikembangkan lagi dalam format aplikasi yang bisa dibaca di masing-masing smartphone.
Dengan begitu, nelayan ketika memulai bekerja, dia sudah dibekali dengan informasi tentang keselamatan maupun informasi cuaca. Weather information display ke depannya juga akan menjadi sebuah media edukasi bagi masyarakat sekitar. Akan dilengkapi dengan berbagai informasi lain seperti informasi gempa, kondisi satelit serta jadwal kegiatan di Surabaya.
Weather information display saat ini dipasang di tiga lokasi. Pertama di Tambat Labuh Sontoh Laut, Kelurahan Tambak Sarioso, Kecamatan Asemrowo. Kedua dipasang di Taman Suroboyo Kenjeran (depan Sentra Ikan Bulak, dan ketiga di area Masjid Al Mabrur, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak Surabaya.
Perkenalan dengan alat bantu ini, akan membuat nelayan menjadi lebih siap sebelum berangkat. Misalnya, sebelum berangkat sudah membaca informasi ada gelombang tinggi, nelayan sudah siap untuk mengatasinya. Dari papan informasi ini juga diberikan informasi tentang arah tujuan melaut dan sisi mana yang terdapat banyak ikan. Dengan WID ini diharapkan para nelayan Surabaya ini bisa membaca cuaca terlebih dahulu, sekaligus memutuskan cara mengatasinya.
Materi lain yang juga disosialisasikan adalah aspek keselamatan berlayar di laut. Kemudian legalitas perizinan (izin kecil untuk perahu) bagi nelayan, ketiga pemanfaatan teknologi informasi dan peringatan dini. Keempat, perawatan dan kelayakan kapal (kapal wisata maupun kapal nelayan). Dan terakhir, strategi rencana pengembangan kawasan pesisir dan asuransi bagi para nelayan.
Inti dari pemberian fasilitas bagi nelayan ini, adalah untuk menjaga keselamatan ketika bekarja sekaligus meningkatkan wawasan dan pengetahuan kepada para nelayan, serta kesadaran tertib pelayaran. Hasil akhir yang ingin didapatkan adalah, menurunnya angka kecelakaan di laut.
Namun demikian, meski kondisi gelombang di pesisir Surabaya saat ini masih cukup kondusif, pihaknya mengimbau masyarakat, yang beraktivitas di wilayah perairan, agar tetap waspada. Di musim penghujan ini masyarakat harus mewaspadai potensi adanya awan kumulonimbus. Karena bisa berdampak pada kecepatan angin dan tinggi gelombang. –sa