Jalan Pandegiling yang lama “kusam” dan sempit, kini sudah makin lebar dan terang. Pelebaran jalan dan pengaturan PKL berlangsung dengan damai.
Surabayastory.com – Jalan Pandegiling Surabaya kini tampak lapang dan terang benderang. Tak ada lagi bangunan-bangunan liar semi-permanen yang menghalangi laju lalu lintas yang padat. Siapa saja yang sering terjebak kemacetan di Jl Pandegiling segera bernafas lega. Jalan penghubung penting itu telah selesai diperlebar, dari 14 meter menjadi 20 meter.
Proyek pelebaran jalan ini dimulai dari belokan Jl Urip Sumoharjo-Pandegiling hingga pertigaan Jl Teuku Umar. Pengerjaan dimulai dengan pemasangan box culvert sebagai saluran air baru, mengingat saluran air lama sudah tidak jelas. Ini untuk mengantisipasi genangan yang kerap terjadi di musim hujan.
Sebelumnya, di kawasan itu banyak berdiri bangunan liar. Juni 2017, Pemerintah Kota Surabaya menertibkan bangunan liar itu. Para pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya berjualan meluber hingga setengah badan jalan sudah bisa menerima sosialisasi ini. Para pedagang yang masih punya sisa lahan, tetap berjualan menepi di sana. Sebagian lagi memilih mencari tempat berjualan yang baru.
Jl Pandegiling menjadi jalur yang sangat penting untuk menghubungkan bagian tengah kota Surabaya dengan kawasan Barat. Lalu lintas yang bergerak di jalur ini sangat padat setiap harinya. Jl Dr Soetomo yang sudah berat bebannya, sebagian pindah ke Jl pandegiling. Kendaraan bergerak tiada henti.
Selain pelebaran jalan raya, jalur Pandegiling juga dilengkapi dengan jalur pedestrian yang nyaman, penerangan jalan, hingga tanaman-tanaman peneduh.
Progres proyek pelebaran jalan tersebut kini memasuki tahap penyelesaian akhir. Belum sepenuhnya tuntas, separo sudah dituntaskan penyelesaian aspalnya, sejak keluar Jl Teuku Umar ke kanan menuju Urip Sumoharjo. Sementara yang sebelah kiri masih perkerasan tanah. Di bagian yang telah selesai diaspal sekarang dibenahi bagian media jalan, agar menjadi seimbang antara jalur kiri dan kanan.
Penyesuaian Median
Dengan pelebaran jalan sisi utara, membuat jalur ini lebih lebar dua setengah kali jalur sisi selatan. Penyesuaian median jalan pun dibuat. Median Pandegiling disesuaikan dengan menggeser median dua meter ke sisi utara. Pergeseran median ini membuat dua lajur lebih seimbang dan proporsional. Dengan begini, jalur dari arah selatan menjadi lebih lebar satu lajur.
Median jalan adalah suatu pemisah fisik jalur lalu lintas yang berfungsi untuk menghilangkan konflik lalu lintas dari arah yang berlawanan, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan keselamatan lalu lintas. Dengan median, jumlah kecelakaan lalu lintas menurun secara signifikan.
Untuk penyelesian akhir, bagian yang masih perlu diselesaikan adalah memindahkan beberapa tiang lampu jalan (PJU) yang masih tertinggal di ujung Jl Urip Sumoharjo, sehingga tidak menghalangi laju kendaraan yang akan masuk ke Jl Urip Sumoharjo.
Berdamai dengan PKL
Pelebaran jalan Pandegilir berlansung dengan lancar dan mulus. Salah satu kuncinya adalah melakukan negosiasi damai dengan pedagang kaki lima (PKL) yang telah berjualan bertahun-tahun di badan jalan dan menjadi terganggunya laju lalu lintas. Opsi-opsi yang ditawarkan dengan rentang waktu untuk bisa tetap berjualan tanpa meluber ke jalan menjadi pijakan pelaksanaan penertiban ini.
Akses lalu lintas dari barat ke timur terus ditambah oleh Pemkot Surabaya. Setelah memfungsikan Jl Kutai dan Jl Bengawan, Pemkot akan memaksimalkan fungsi Jalan Pandegiling. Dengan dibukanya Jl Pandegiling, maka kekurangan akses dari Barat ke Timur menjadi pelega sementara. Beratnya beban lalu lintas yang berjalan setiap harinya, perlu segera pembukaan atau pelebaran jalur-jalur baru yang menghubungkan Timur dan Barat Surabaya. –sa