Marah adalah sesuatu yang manusiawi. Tetapi mampu memaafkan, akan memperbaiki kondisi spiritual dan psikologis. Memaafkan itu berat.
Surabayastory.com – Kita sering merasa marah, kecewa, galau dan sebagainya karena mendapat perlakuan buruk dari orang-orang sekitar kita.
Dengan memaafkan, Anda lebih dekat dengan jiwa. Ketika kita minta tolong pada Tuhan untuk mengatasi rasa takut, kesedihan dan rasa sakit kita, kita merasa damai dan mendapatkan kasih suci. Ini benar-benar bersifat menyembuhkan hati kita.
Dengan melepaskan rasa duka kita, kita menjadi lebih harmonis pada segala tingkatan. Mimpi buruk surut dan visi hidup baru yang lebih menyenangkan menjadi hal yang biasa. Kita akan merasa lebih tenang, lebih bahagia dan siap untuk memberikan kasih sayang dan cinta kepada dunia kita.
Mayoclinic.org menuliskan, membiarkan dendam dan kepedihan pergi dapat membuka jalan bagi kebahagiaan, kesehatan dan perdamaian. Pintu maaf dapat membawa ke:
- Hubungan yang lebih sehat
- Kondisi spiritual dan psikologis yang lebih baik
- Rasa khawatir, stres dan kebencian yang rendah
- Menurunkan tekanan darah
- Menurunkan gejala depresi
- Sistem kekebalan yang lebih kuat
- Memperbaiki kesehatan jantung
- Harga diri yang lebih tinggi.
Sebuah kehidupan yang baik, penuh hubungan berkualitas, pelayanan kepada yang lain yang menyenangkan, adalah sesuatu yang paling kita harapkan tapi sulit mendapatkannya.
Namun sekarang kita tahu bahwa apabila kita telah menurunkan stres, rasa permusuhan, tekanan darah dan rasa sakit kronis, kita akan menjadi lebih bahagia dalam kehidupan ini. Juga, apabila kita memiliki hubungan yang lebih sehat, memperbaiki kondisi psikologis dan koneksi sipritual yang lebih besar, kita akan benar-benar mendapatkan kehidupan yang menyenangkan dan memiliki arah.
Ketika Anda dalam posisi meminta maaf pada orang yang kamu sakiti, maka itu dapat membantumu untuk memaafkan diri sendiri juga. Begitulah yang ditemukan para peneliti Baylor University.
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Positive Psychology, orang-orang yang meminta maaf karena suatu tindakan yang salah ditemukan lebih mungkin merasa oke untuk memaafkan diri sendiri. Para peneliti juga menunjukkan bahwa dalam situasi hipotetis, memperbaiki kesalahan terhadap seorang teman kepada siapa kita melakukan tindakan yang salah akan meningkatkan kemungkinan bagi seseorang untuk memaafkan diri sendiri.
“Salah satu hambatan yang dihadapi orang-orang untuk memaafkan diri mereka sendiri adalah bahwa mereka merasa pantas jadi buruk. Penelitian kami menemukan bahwa memperbaiki kesalahan memberi kita peluang untuk membiarkannya pergi,” kata peneliti Thomas Carpenter, dari Ilmu Seni dan SchienceBaylorUniversity.
Jenis Maaf
Robert Muller mengatakan, “Sebagai orang biasa yang pernah mengeksplorasi aspek penyembuhan dari pemberian maaf dalam hidupnya sendiri, Saya dengan senang hati berbagi dengan Anda karunia yang telah Saya temukan. Pemberian maaf telah sangat membantuku sehingga saya menjadi pasukan yang bergairah untuk menghidupkan dunia dengan kabar gembira. Karena tanpanya kita tetap tenggelam dalam konflik, rasa sakit dan berbagai macam kekerasan. Bersamanya kedamaian dimulai.”
Jenis pemberian maaf yang diungkapkan Muller merupakan versi yang diperluas tentang apa yang Anda pelajari pada masa anak-anak. Itu memiliki komponen spiritual. Itu memungkinkan Anda melepaskan beban masa lalu, sehingga Anda dapat merasa bebas untuk move on dan menerima kebaikan kehidupan.
Sikap pemaaf mengubah dan menggetarkan hati, sehingga Anda dapat mematahkan pola ketakutan dan kebingungan yang didasarkan pada trauma masa lalu. Itu menyembuhkan hati Anda dan memungkinkan Anda benar-benar rileks. Ini adalah jalan untuk kedamaian dan kebebasan batin Anda untuk benar-benar menjadi siapa dan apa yang Anda inginkan: cahaya abadi, yang secara temporer mengandung pengalaman manusiawi.
Memberi maaf merupakan hal yang tertinggi, bentuk yang paling indah dari cinta. Pada gilirannya Anda akan menerima kedamaian dan kebahagiaan yang tak terkatakan.
Tindakan menyakitkan mungkin saja berasal dari orang yang sama sekali belum kita kenal, dari orang yang baru kita kenal, dari teman-teman kerja, teman sekolah/kuliah, tetangga, teman satu klub, atau satu partai. Tapi tindakan itu bisa muncul dari orang-orang terdekat kita seperti sahabat, orangtua, saudara dan famili.
Bisa dipastikan setiap orang pernah mengalami disakiti atau dilukai melalui tindakan atau kata-kata orang lain. Mungkin ibu Anda mengkritik ketidakmampuanmu dalam mengasuh anak, kolegamu menyabotase suatu proyek atau kekasihmu berselingkuh.
Tidak Mudah
Ketika seseorang yang Anda cintai melukai kamu, Anda bisa menyimpan rasa marah, benci dan pikiran-pikiran dendam. Bagaimana kita menghadapi mereka yang telah menyakiti kita, baik yang sudah menyadari kesalahannya ataupun yang belum meminta maaf?
Kesediaan kita untuk memberikan maaf ternyata memiliki manfaat yang besar bagi kondisi fisik dan mental kita. Karena itu alangkah baiknya bila kita tidak pelit memberikan maaf kepada orang yang meminta maaf. Kalau mereka tidak meminta maaf, Anda setidaknya bisa memaafkannya di dalam hati. Jangan tunggu hingga ia meminta maaf.
Dalam artikel 8 Ways Forgiveness Is Good For Your Health, Amanda L. Chan Managing Editor, Healthy Living mengatakan, Dalam era yang penuh dengan tuntutan hukum, kadang-kadang memaafkan lebih tampak sebagai konsep dari zaman dulu. Tetapi berbagai penelitian menunjukkan kita harus menerapkan tindakan itu untuk kehidupan kita sehari-hari karena dapat memberikan segudang manfaat kesehatan.
Bilamana perlu kita bisa memberikan maaf lebih dulu sebelum orang yang berbuat kesalahan meminta maaf pada kita. Dalam kaitan ini Amanda mengatakan, orang yang memberi maaf dengan syarat, dengan kata lain orang yang hanya memberi maaf hanya apabila orang lain meminta maaf lebih dulu dan berjanji untuk tidak mengulang kesalahannya lagi, memiliki kemungkinan mati lebih muda, dibanding dengan orang yang mau memberikan maaf tanpa syarat seperti itu. Itu berdasarkan sebuah penelitian pada tahun 2011 dalam Majalah The Journal of Behavioral Medicine.
Para peneliti The Luther College menjelaskan bahwa permintaan maaf dapat membantu untuk menggerakkan proses pemberian maaf, tetapi jika “permintaan maaf” adalah kondisi yang diperlukan untuk pemberian maaf, “maka ada kemungkinan akan maaf tak kunjung diberikan oleh seseorang.”
“Alasannya sederhana saja bahwa orang yang melakukan kesalahan tidak akan selalu memenuhi kondisi yang demikian, terlepas bagaimana karakter mereka, dan pihak yang disakiti tidak memiliki kekuatan untuk membuat kondisi-kondisi itu terjadi,” tulis Amanda mengutip hasil studi The Luther College.
Dalam 6 Health Benefits Of Forgiveness, Because Holding Grudges Hurts You More, JR Thorpe, mengatakan, membawa dendam, atas nama Anda sendiri atau orang lain, mungkin tidak hanya membuat marah atau sedih: itu juga secara fisik mempengaruhi kesehatanmu. Kita sering berpikir pikiran dan tubuh itu benar-benar entitas terpisah. Tapi kenyataannya adalah bahwa kondisi psikologis kita, secara khusus sama beracunnya dengan argumen-argumen atau ketegangan yang tidak terpecahkan, memiliki efek serius terhadap kondisi tubuh kita, mulai dari tekanan darah hingga bagaimana kita melakukan sesuatu. Sehingga bagaimana kita memberi maaf dan apa arti memberi maaf bagi kesehatan kita perlu sekali mendapatkan perhatian.
Memberi maaf itu tidaklah mudah. Membawa dendam ke mana-mana seperti memikul beban di punggung. Tapi proses psikologis dari pemberian maaf berarti melepaskan dendam, menerima diri sendiri untuk membiarkannya pergi secara permanen, memahami apa yang terjadi jika kita memelihara rasa sakit hati, dan membebaskan dirimu dari perasaan yang menggerogoti. Dengan memaafkan seseorang secara insidental, tidak berarti Anda harus mengatakannya kepada mereka atau terus hidup berdampingan seperti yang Anda lakukan sebelum mereka menyakitimu. Memberi maaf bukan berarti “hey, itu tidak pernah terjadi”. Dan apabila dilakukan dengan layak, itu benar-benar akan berbuah baik untuk kita.
Manfaat Memberi Maaf
Mungkin Anda merasa bahwa Anda akan menjadi lebih sakit apabila memberi maaf, atau bahwa konflik akan terjadi lagi dan karena itu Anda merasa tidak aman bila memberikan maaf. Mungkin Anda menunggu sebuah pernyataan penyesalan sebelum Anda memberikan maaf kepada seseorang karena kesalahannya padamu.
Atau mungkin Anda tahu bahwa jika Anda memaafkan orang lain karena kekurangan mereka, cepat atau lambat Anda akan perlu untuk memaafkan diri sendiri untuk Anda. Dan tampaknya ini tugas yang sangat besar. Mustahil, mungkin. Namun memberi maaf adalah unsur penting untuk siapa saja yang menginginkan kehidupan yang benar-benar bahagia. Berpegang pada masa lalu dengan skenario berbagai hal yang menyakitkan hanya akan membawa lebih banyak penderitaan. Ketika Anda menutup diri dan menolak untuk move on, hati Anda akan tertutup juga, cahaya tidak bisa masuk.
Mahatma Gandhi pernah berkata: “Yang lemah tidak pernah bisa memaafkan. Memberi maaf adalah sifat dari mereka yang kuat “.
Mungkin Anda berpikir akan memberi maaf untuk dirimu sendiri atau orang lain, tapi Anda tidak yakin apakah itu berguna untuk memperbaiki kondisi emosionalmu. Anda mungkin memilih mengabaikan kenangan yang menyakitkan dan tetap menjalankan pekerjaaanmu sehari-hari. Anda berniat akan menyelesaikannya kemudian bukan?
Tapi tidak memberikan maaf dapat menimbulkan risiko. Ketika kita terus mendendam dan mengeluh, kita membiarkan hal-hal ini masuk dalam kehidupan Anda: cemas, mudah tersinggung, marah, depresi, kenaikan berat badan atau kerugian, kurangnya kepercayaan dalam diri kita sendiri dan orang lain, insomnia, kecanduan. . . daftarnya panjang dan kebanyakan membuat kita putus asa. Apakah Anda benar-benar ingin menyimpan semua itu?
Apabila Anda tidak membuka pintu maaf, Anda mungkin menjadi seseorang yang paling merugi. Dengan membuka maaf, Anda dapat juga menumbuhkan kedamaian, harapan, rasa syukur dan kebahagiaan. Pertimbangkanlah bagaimana pintu maaf dapat membawamu ke kondisi fisik, emosional dan spiritual yang baik.
Jadi perhatikan beberapa manfaat kesehatan mental dan fisik yang mungkin bisa Anda dapatkan apabila Anda memilih untuk memaafkan. Ini sesuai dengan hasil berbagai penelitian medis dari sejumlah rumah sakit dan universitas tentang pemberian maaf secara tradisional. Dengan versi yang telah diperluas, manfaat akan masuk ke tubuh Anda, hati dan pikiran, karena hubungan spritual yang akan Anda terima. –drs