Bagaimana kita bisa myakinkan klien agar bisa menerima produk kita? Negosiasi selalu dibutuhkan untuk meyakinkan pilihan kita.
Surabayastory.com – Negosiasi adalah praktik dari kemampuan berkomunikasi. Disadari atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari negosiasi. Dengan pasangan kita, dengan anak-anak kita, dengan rekan sekerja, dengan keluarga, bahkan dengan klien atau orang lain.
Negosiasi haruslah mempunyai tujuan yaitu: kesepakatan. Dalam negosiasi, ada banyak faktor yang harus diperhatikan dimana faktor utamanya adalah kemampuan berkomunikasi secara verbal dan non-verbal dengan baik yang meliputi: kemampuan memilih kata-kata positif, olah vokal dan bahasa tubuh yang menunjang terciptanya kesepakatan dalam negosiasi.
Perlunya mempersiapkan diri kita sendiri dari berbagai faktor (misalnya penampilan), pengetahuan tentang produk atau jasa, lingkungan/situasi dan dengan siapa kita berhadapan, visualisasi yang menggambarkan kemudahan pada saat tejadinya negosiasi, dan yang tak kalah pentingnya adalah berdoa, mohon pada Tuhan sang Pencipta untuk mempermudah pekerjaan besar yang akan kita lakukan.
Dalam negosiasi, kita tidak boleh “Blank Data” atau tidak mengetahui sama sekali tentang apapun dari partner negosiasi kita. Namun tidak bisa dipungkiri, terkadang karena keterbatasan waktu dan minimnya data penunjang, membuat kita kurang bisa membaca peta situasi sebelum terjadinya negosiasi.
Jangan berkecil hati karenanya, karena masih ada beberapa cara yang bisa kita tangkap dari partner negosiasi kita di antaranya adalah : bahasa tubuh, benda-benda yang dimiliki, lingkungan sekitarnya (kalau kita mengadakan negosiasi di kantornya, semisal), ekspresi, dan lain sebagainya.
Negosiasi Produk/ Jasa
Middle Negosiasi adalah negosiasi yang sedang terjadi atau dalam proses namun belum menghasilkan suatu kesepakatan. Salah satu elemen-nya adalah dengan menempatkan posisi kita bukan pada “decision maker” atau pengambil keputusan. Contoh : setelah presentasi suatu produk/jasa yang telah dilakukan, meskipun kita tertarik dengan penawarannya, jangan membuat keputusan secara langsung. Katakanlah seperti ini: “ produk/ jasa yang anda tawarkan cukup bagus, namun saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Saya harus bicarakan dengan tim saya”. Jika hal ini dilakukan, tidak menutup kemungkinan pihak lawan akan kembali meyakinkan anda dengan tawaran yang lebih menarik lagi, bahkan mungkin akan memberi bonus atau hadiah, atau mungkin potongan harga untuk membuat anda segera mengatakan “Ya”. Menarik bukan?
Hal terakhir dari negosiasi adalah Final Negotiation, dimana seharusnya keputusan sudah terjadi, kesepakatan sudah terbentuk, namun masih saja ada kendala yang menghalangi. Semisal “positioning for easy acceptance”, di mana setelah terjadi transaksi, pihak lawan masih menawar harga bahkan mungkin membatalkan dengan berbagai macam alasan. Jangan panik ! yang dapat kita lakukan adalah tetap tenang dan memberi fasilitas tambahan yang mestinya sudah kita berikan di penawaran awal serta jangan merubah harga dari kesepakatan awal.
Negosiasi tidak hanya berlaku bagi klien baru, melainkan juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang lebih harmonis kepada klien lama, juga menjembatani hubungan yang kurang nyaman dengan klien lama atau baru.
Jika hal tersebut dilakukan, ada kemungkinan mereka akan melakukan repeat order tanpa kita harus bersusah payah mem-presentasikan produk/jasa yang kita miliki karena “trust” atau kepercayaan klien sudah kita peroleh. –merry