Di ujung jembatan, kepul asap itu menawarkan kehangatan.
Di jalan Dinoyo ini sempatkan singgah dan dapatkan
rasa nikmat di pagi hari.
surabayastory.com – Di antara sate klopo (atau sate kelapa) yang ada di Surabaya, yang ini perlu dicoba. Sate Klopo Dinoyo. Ya, sate ini terletak di ujung Jl. Dinoyo, hampir naik jembatan BAT Ngagel. Persis di tikungan, ada jalan masuk inspeksi sungai.
Sate klopo ini terasa otentik dan original. Ini bisa dilihat dari tampilan awal sebelum sate dibakar. Potongan daging terlihat rapi, tidak saling sengkarut antara daging dan lemaknya. Tidak amis, dan parutan kelapa kuningnya megar.
Sate Klopo memang kuliner khas Kota Pahlawan. Sate ini banyak ditemukan di banyak tempat di Surabaya. Namun, tidak semuanya sedhut (alias maknyus). Dari lidah SurabayaStory, Sate Klopo Dinoyo tergolong yahud. Dagingnya empuk. Bumbunya kental, bakarannya pas, dan baluran kelapa yang dibumbui kunyit dan tidak lengket, menjadi kunci kenyamanan berikutnya.
Cikal Bakal Sate Klopo
Sate klopo adalah sate daging sapi (ada juga yang memodifikasi dengan ayam), ‘dihiasi’ dengan lemak padat. Kemudian potongan daging yang ditusukkan pada lidi atau bambu dengan urutan daging, lemak, daging. Lemak yang terbakar ini membuat rasa lebih gurih dan bau lebih harum. Baluran kelapa yang parut memanjang, membuat kelezatannya semakin paripurna.
Makanan yang nyaman disantap sebagai sarapan atau makan malam ini disajikan bersama lontong atau nasi putih. Di atas nasi putih ditaburkan srundeng (parutan kelapa yang digongso/ digoreng tanpa minyak) membuat gurih luar-dalam.
Jika ingin rasa yang original, rasa sate sebenarnya, cobalah makan tanpa bumbu kacang. Bila digigit empuk dan rasanya gurih sedap, maka sate kelapa itu patut dicatat untuk bisa didatangi lagi. Selanjutnya, oles sedikit dengan bumbu kacangnya. Temukan keunikan rasanya.
Sate klopo memang unik. Sangat berbeda dengan sate ayam Madura, sate Padang, sate kambing, sate ayam Ponorogo, atau sate-sate yang lain.
Dari cikal-bakalnya di Surabaya, pedagang sate klopo ini umumnya berjualan keliling. Ada juga yang sekalian jualan sate ayam. Dulu pusatnya ada di sekitar Kedung Tarukan, dan sekarang sepertinya jumlahnya sudah menyusut. Setelah mendapatkan banyak langganan, perlahan mereka akan menetap di sana.
Jika ditelisik lebih dalam lagi, para pedagang sate klopo ini beretnis Madura. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari sate laler (lalat) yang sangat dikenal di Madura. Ini sate daging sapi yang dipotong dan ditusuk kecil-kecil sehingga mirip lalat yang ditusuk. Saat ini pusat sate laler masih bisa ditemui di sepanjang jalan Niaga Pamekasan di malam hari.
Sate klopo selalu dengan rasa uniknya bisa menyihir lidah kita. Sate klopo itu bikin kangen.
Rahasia Daging dan Bumbu Jangkep
SurabayaStory merasakan perbedaannya adalah pada jenis daging sapi yang digunakan. Usut punya usut, ternyata dagingnya memang pilihan: lulur dalam (tenderloin). Selain itu, untuk pengolahannya, daging yang dipilih selalu segar. Setelah itu daging disimpan di lemari es selama 12 jam. Setelah itu daging dipotong sesuai ukuran dan dibumbu jangkep (bumbu lengkap). Bumbu jangkep sebenarnya lebih akrab untuk masakan-masakan Jawa dengan rasa yang kuat dan kaya rempah. Mungkin karena ingin mendapatkan kedalaman rasa, sate klopo ini juga diberi bumbu serupa. Bumbu jangkep adalah racikan bumbu dari bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kemiri, kunyit, ketumbar, jinten, dan dedaunan yang meliputi daun jeruk, daun salam, serai, kemudian ditambah bumbu khas seperti kayu manis, asam kandis, asam jawa, dan cengkeh. Kalau bumbu jangkep menggunakan cairan santan, maka harus ditambahkan jinten sebagai penghasil rasa yang lebih kuat. Dengan cara memasak semacam itu menghilangkan bau amis pada daging.
Ini jika benar-benar jangkep, namun tak jarang ada satu, dua, atau tiga bagian yang tak dipakai karena kesulitan bahan atau dianggap agak repot. Bumbu jangkep merupakan warisan dari leluhur Indonesia sejak zaman Majapahit.
Setelah ditusuk dan dibalur kelapa parut yang telah dibumbui, kemudian dibakar dengan arang batok kelapa. Ini juga menjadi kunci agar bakaran bisa merata dan mendapatkan panas yang optimal. Aroma yang dihasilkan juga akan berbeda, lebih harum. Jika Anda penggemar sate, rasakan bedanya!
Setelah matang, sate klopo akan ditimpa bumbu kacang dengan tingkat kepedasan sesuai permintaan. Untuk nasi bisa ditimpakan langsung di atas sate, atau dipisah. Di atas nasi masih diberi serbuk serundeng sebagai pelengkap rasa.
Cerita Misnah dan Hajiri
Dari ceritanya, Bu Misnah yang asli Sampang dan Abah Hajiri (dari Bangkalan) memulai persiapan jualan pukul 01.00 dinihari. Mulai dari mengolah daging, menusuk daging, mempersiapkan bumbu kacang, hingga menata sate di rombong. Pukul 05.00 mereka sudah menuju pojok jembatan BAT dari tempat tinggalnya di Ngagel Baru.
Sate yang enak dengan banyak langganan ini apakah baru? Tentu saja tidak! Mereka berproses selama 18 tahun! Berawal dari depan pabrik lampu Philips di jalan Upajiwa, lalu pindah ke depan pabrik roti Suzana, kemudian geser ke sampingnya, pindah ke seberang samping tahu teck-teck Pak Ali, dan sekarang di ujung jembatan.
Saat ini sate klopo Dinoyo setiap hari menghabiskan 4 kg daging sapi dan 4 kg lemak sapi. Jadi berapa tusuk? “Tidak pernah ngitung,” kata Misnah.
Harga sate klopo Dinoyo ini terbilang wajar dan rata-rata harga sate klopo di Surabaya. Sate klopo daging satu porsi (10 tusuk) adalah Rp 22.000,-. Kalau daging campur lemar Rp 19.000,-. Sementara untuk satu porsi nasi dihargai Rp 3.000,-. Sayang, di rombong ini tidak berjualan minum. “Repot, tidak ada yang melayani,” kata Misnah. Tetapi tenang saja, di sampingnya sudah ada rombong lain yang menjual minuman.
Jika ingin sarapan di sini, pastikan jangan lebih dari pukul 09.00, kalau tidak ingin pulang gigit jari.
Sebagai bumbu kacangya, haluskan kacang, beri sedikit air. Kemudian tambahkan kecap manis, cabe serta bawang merah. Ada juga yang bumbu kacangnya masih diolah lagi dengan diberi bumbu dasar plus daun jeruk dan daun salam. Itu sesuai dengan keinginan.
Bagaimana daging biar empuk? Ada yang membungkusnya dengan daun pepaya selama 1 jam sebelum diolah, ada juga yang menyimpan di lemari es. Yang jelas tidak direbus, karena itu bisa merusak tekstur dan rasa aslinya.📌