Meranggas, kering dan luruh.
Meluruh secara massal, mengurangi penguapan dan bertahan hidup di saat kemarau. Mengurangi kebutuhan nutrisi. Perlahan dedaunan itu jatuh, dan hanya menyisakan ranting dan dahan. Pohon-pohon itu tegar menghadapi panas, terik, dan ‘dahaga panjaang’.
Meranggas…
Bertahan untuk siap hidup yang baru. Menanti hujan datang kembali dari perjalanan panjangnya. Tuk kembali hijau dan segar.
Meranggas tak berarti mati. Merangggas adalah filosofi untuk menahan diri. Untuk mendapat yang lebih baik setelah lama berpuasa.
Meranggas itu beradaptasi, bukan untuk mati tapi tetap setia untuk menjadi lebih baik esok hari.
[masterslider id=”18″]
Naskah dan Foto: Sandiantoro
Lokasi: Beberapa sudut kota Surabaya