Kapan Jembatan Kartini selesai? Sebuah pertanyaan
panjang yang tak kunjung bisa dijawab.
Surabayastory.com – Jembatan Kartini Surabaya masih ditutup. Belum mendapat kepastian kapan bisa kembali digunakan. Pertanyaan demi pertanyaan tentang ini tak juga bisa mendapat jawaban secara tepat. Mengapa pembangunan jembatan yang relatif pendek itu lama sekali?
Pembangunan Jembatan Kartini Surabaya sudah memasuki bulan keenam. Plat beton sudah mulai dicor. Di bawahnya rangka baja sudah tersambung sejak akhir Juli 2018. Struktur rangka baja WF dibuat bentuk persegi sebagai tumpuan. Jl Kartini termasuk sangat strategis, menghubungkan dua jalan protocol; Jl. Raya Darmo dan Jl. Diponegoro. Sebagai jalan utama, Jl Kartini dilewati kendaraan dengan tonase besar. Karena itu struktur bawah jembatan ini dibuat rigid dari baja WF.
Dari pemantauan Sabtu-Minggu (1-2 September 2018), masih terlihat beberapa pekerja yang menyempurnakan bagian sisi jembatan, sekaligus pembenahan bagian struktur bawah. Secara fisik, badan jembatan sudah selesai. Sedikit bagian di sisi kiri jembatan, dari arah Jalan Diponegoro yang belum dicor. Ini karena masih menunggu pipa PLN yang juga sedang dalam perbaikan. Di sisi kanan jembatan, pagar pembatas dengan ornamen lengkung sudah mulai dipasang.
Dari rencana awal, pemkot menyebutkan jembatan dengan dimensi lebar 8 meter dan panjang 10 meter itu akan selesai dalam tujuh bulan. Namun di papan informasi kontrak tertulis lama pengerjaan hanya lima bulan; 9 Maret – 5 Agustus 2018. Dan masih butuh waktu lagi. Setelah selesai masih harus diuji dulu, tes pembebanan dan keamanan.
Selesainya pembangunan jembatan Kartini ini sudah dinantikan lama oleh masyarakat. Banyak pengguna jalan yang harus memutar karena jembatan ini termasuk poros utama untuk menghubungkan Jl Raya Darmo dan Jl Diponegoro. Para pembuka usaha di Jl Kartini juga menghadapi banyak penurunan.
Rusak Karena Hujan
Jembatan Kartini rusak akibat hujan deras yang mengguyur Surabaya hari-hari sebelumnya. Juga karena usia jembatan yang sudah menua. Usia jembatan yang sudah tua dan belum pernah direnovasi. Jembatan ini dibangun di tahun 1970-an. Pembangunannya itu bersamaan dengan brandgang yang ada di sampingnya yang merupakan peninggalan Belanda.
Akibatnya, kawasan Jl Kartini banjir. Beban air itu yang kemudian menjadi pemicu, balok girder jembatan patah. Badan jembatan ambles dan berbahaya untuk dilewati. Terdapat bagian yang ambles sekitar 20 sentimeter dan membuat lubang menganga di pinggiran jembatan. Jembatan Kartini rusak dan ditutup 11 Maret 2018. Sejak 12 Maret 2018 pengguna jalan dari Jl Diponegoro dan Jl Raya Darmo dialihkan.
Mengapa Lama?
Sebelum ditutup, sebenarnya Jembatan Kartini sudah masuk dalam jadwal renovasi di tahun 2018. Setelah diketahui ada retakan, mereka pun langsung melakukan Detail Engineering Design (DED) atau Proyek Perencanaan Fisik untuk memperbaiki jembatan itu. Dalam perbaikannya, ada beberapa tantangan dan kesulitan yang dihadapi. Dari informasi yang dikumpulkan, tantangan pembangunan Jembatan Kartini kali ini adalah persiapan sebelum pemasangan baja struktur bawah, menyita banyak waktu. Konstruksi jembatan lama harus dibongkar keseluruhan. Di samping itu banyaknya kabel utilitas dan pipa PDAM di bagian bawah jembatan turut menambah kerumitan pengerjaan. Pembongkaran itu juga memakan waktu tambahan karena sungai di bawahnya sekalian dikeruk atau diperdalam terlebih dahulu sebelum dilakukan pembangunan jembatan.
Setelah penataan bagian bawah selesai, kemudian di bagian atas struktur diletakkan pelat bondeks. Semua join baja dikerjakan dengan baut dan las. Setelah perletakan dasar selesai, baru dicor beton.
Jika melihat perkembangan yang ada diperkirakan satu bulan lagi Jembatan Kartini sudah kembali dan bisa dilewati. Entah jika ada sebab-sebab lain yang tak terduga. –sa