Jejak mobil Studebaker masuk pertama kali di Surabaya dimulai dari sebuah diler mobil di Kedungdoro 44. Di tahun 1938 itu, launching mobil ini dilakukan secara meriah.

Surabayastory.com – Surabaya dan Jawa Timur mempunyai urat sejarah besar dalam dunia otomotif di Indonesia. Jejak mobil-mobil bermutu di dunia sempat hadir ketika Jawa Timur menjadi pusat industri dan perdagangan di zaman kolonial. Beberapa mobil ternama di zamannya pernah ada di sini. Pemiliknya rata-rata penguasa, juragan, atau kaum industrialis.
Surabaya sebagai ibukota Jawa Timur tentu menjadi pusat perdagangan dan industri di masa kolonial, banyak perusahaan dan pabrik yang lahir serta berpusat di Surabaya. Di luar Surabaya, perusahaan-perusahaan besar juga ada di Malang, Kediri, dan Probolinggo. Tempat di mana ada pabrik atau perusahaan besar, di sana mobil-mobil mewah di zaman itu berada. Di awal abad ke-20 itu, mobil-mobil diimpor secara utuh alias completely built up (CBU). Belum ada pabrik perakitan atau assembling di Hindia Belanda. Beberapa mobil yang masuk saat itu adalah Chrysler, Ford, Dodge, yang rata-rata berkapasitas mesin besar.
Studebaker Masuk Surabaya
Selain tiga merek di atas, salah satu mobil yang punya catatan penting dalam sejarah mobil di Surabaya Studebaker. Mobil ini dihasilkan produsen mobil yang sangat tua di Amerika Serikat. Mulai bekerja tahun 1852, dengan nama Studebaker Brothers Manufacturing Company. Markasnya di South Bend, Indiana. Awalnya memproduksi gerbong untuk keperluan pertanian, pertambangan, dan militer. Baru di tahun 1902 memproduksi mobil gas kemudian memproduksi mobil diesel tahun 1904.
Selanjutnya Studebaker mengakuisisi produsen mobil mewah Pierce-Arrow akhir tahun 1920. Studebaker lalu memproduksi mobil Erskine dan Rockne dengan harga terjangkau. Belum lama bangkit kembali, Amerika diguncang resesi di tahun 1930. Studebaker bangkrut di tahun 1933. Seakan tak mau lenyap dari bumi kala itu, Studebaker lahir kembali dengan manajemen baru. Mereka mulai bekerja tahun 1935.
Studebaker yang masuk ke Surabaya bulan April 1938 adalah jenis Pierce-Arrow. Kemudian disusul dengan varian sedan Rockne dan sedan Eriskine. Rata-rata buatan tahun 1930-an. Masuknya Studebaker di Surabaya ini ditandai dengan pembukaan diler yang meriah di Kedungdoro 44 Surabaya. Diler itu bernama N.V. Autohandel. Diler ini juga mengageni Morris, Willys, Bouman, dan sebagainya.

Mereka menampilkan sebuah band yang sangat ternama di klub-klub Surabaya saat itu. Namanya John Kiliaan dan band. Musik yang ditampilkan antara lain musik dansa, jazz, dan blues. Tak lupa juga musik-musik riang yang ekstravagansa. Di depan diler, di tempat parkir dijajarkan beberapa mobil Studebaker yang baru datang.
Peluncuran Studebaker di Surabaya sepertinya dibuat besar-besaran. Promosinya juga gencar hingga memasang iklan besar di surat kabar Surabaya De Indische Courant. Studebaker langsung dikenal di publik Surabaya. Namun karena lidah lokal, maka banyak yang menyebut merek mobil ini dengan “Soto Bakar”.

Studebaker kemudian menghiasi jalanan kota Surabaya dan Jakarta. Setelah Pierce-Arrow dan Rockne kemudian Studebaker menghasilkan beberapa model popular seperti Bullet-nosed (1953), Starliner, dan Starlight Coupe dan Avanti sports coupe (1963). Model yang paling mahsyur dari Studebaker adalah The Champion yang diproduksi oleh Studebaker Corporation South Bend, Indiana sejak 1939.
Studebaker pernah ada dan meninggalkan jejak dalam sejarah perjalanan dunia otomotif di Surabaya dan Indonesia. Masih adakah warga Surabaya yang menyimpannya? Kalau ada, pasti ada banyak kenangan di dalamnya. –sa