Masa belajar di rumah anak-anak sekolah di Surabaya kembali diperpanjang. Virus Covid-19 belum bisa dihentikan.
Surabayastory.com – Kerinduan anak-anak sekolah pada guru, bangku sekolah dan teman-temannya, harus tertahan lagi. Yang biasanya malas bangun untuk berangkat sekolah, sekarang sudah berbalik ingin ke sekolah. Setiap bangun tidur, mereka ingin berangkat sekolah. Namun apa daya, situasi lingkungan belum memungkinkan. Mereka harus tetap di rumah, dan mengerjakan tugas belajar di rumah.
Hari ini, hampir satu bulan aktivitas sekolah diliburkan. Tanggal 16 Maret 2020 adalah waktu pertama kali anak-anak sekolah di Surabaya belajar di rumah.
Aktivitas belajar-mengajar di sekolah di-vakumkan setelah melihat situasi lingkungan yang belum kondusif. Virus covid-19 yang menjadi penyebab penyakit corona suda belum bisa dikendalikan. Hingga hari ini, jumlah pasien yang terjangkit penyakit ini masih meningkat signifikan. Dan “sekolah di rumah” adalah jawaban untuk menghindarkan siswa-siswi dari penyakit yang belum ada obatnya ini.
Belajar di rumah bagi siswa di Surabaya diperpanjang lagi sepekan sampai 18 April. Hal ini diberlakukan dari jenjang TK, SD, SMP, dan yang sederajat. Perpanjangan libur itu tertuang dalam surat pemberitahuan Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Surat Pemberitahuan bernomor 420/7076/436.7.1/2020 tertanggal 9 April 2020 itu, menyatakan belajar di rumah masing-masing (libur) diperpanjang sejak hari Senin sampai dengan Sabtu (13-18 April 2020). Surat tersebut ditujukan kepada kepala KB, TK, TPA, SD, SMP, LKP, PKBM, hingga TPA dan TPQ serta kelas Minggu di seluruh Surabaya.
Meski libur, seperti halnya tiga minggu yang telah berjalan, para siswa akan diberikan tugas melalui jaringan internet (online). Tugas mereka juga dikumpulkan kembali secara online.
Terlalu lama berada di rumah dengan minim interaksi memang tidak nyaman bagi anak-anak serta yang hendak beranjak remaja. Keinginan untuk bersosialisai pun terhambat. Mereka yang masih ingin bersua dan bertatap muka dengan teman dan gurunya, kali ini hanya bisa tatap layar (alias video call), namun mereka lebih banyak berbicara lewat teks melalui jari-jemari.
Pertama Belajar Di Rumah
Bila mengingat kembali, saat awal-awal merebak kasus corona sampai ke Surabaya, Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengeluarkan Surat Pemberitahuan Nomor: 420/5591/436.7.1/2020 untuk meliburkan siswa setingkat SD sampai SMP, serta Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) mulai Senin-Sabtu (16-21/3/2020). Surat tertanggal 14 Maret 2020 itu ditujukan kepada kepala sekolah untuk mengantisipasi dampak virus corona atau COVID-19. Terkait dengan hal itu orangtua dan wali murid diharapkan memantau dan mengawasi anaknya saat beraktivitas di rumah. Mereka diminta untuk tetap berada di dalam lingkungan rumah.
Dampak ikutan lainnya seperti rencana ulangan atau ujian sekolah akan diatur lebih lanjut. Langkah ini menjadi segaris dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan peserta didik, guru dan tenaga kependidikan.
Di saat awal, ketika siswa pun diminta untuk belajar di rumah, para guru tetap masuk. Kemudian berkembang para guru dipersilakan untuk mengajar dari rumah melalui pembelajaran online. Dinas Pendidikan Kota Surabaya juga menyediakan jalur khusus melalui office365.com sebagai saluran belajar-mengajar yang bisa diakses oleh semua siswa melalui akun masing-masing. Namun, tak dapat dipungkiri masih ada yang sampai masuk sekolah untuk mengakses internet karena kadang di rumahnya akses internet sulit dicapai.
Meski sudah mulai terbiasa belajar di rumah, banyak hal yang sulit akan tercapai dalam tahun ajaran ini. Selain kerinduan, bagian lain yang sangat mungkin akan terdegradasi adalah target pencapaian materi belajar. Karena bagaimanapun proses pendidikan itu sebenarnya harus terjadi secara interaktif dua arah. Target kurikulum, proses belajar, dan capaian soft skill siswa (kemampuan lain di luar mata pelajaran) yang sulit bisa dicapai secara optimal.
Kita berharap pandemi Covid-19 bisa segera berakhir. Para siswa dan guru bisa kembali bertemu, kembali belajar dengan nyaman dan aman di sekolah. Di balik itu, bagi para siswa, hikmah di balik wabah ini memberi pelajaran, bila bersekolah itu nikmat. Pengalaman sudah membuktikan, sebulan tak bertemu, mereka semua rindu sekolah. Dan kerinduan itu tak ada obatnya, selain bertemu. –sa