SUATU pagi Bu Warokah teringat suaminya, Udin, yang hari ini berulangtahun. Ia berpikir keras bagaimana caranya membuat kejutan untuk suaminya sebagai hadiah ulang tahun. Akhirnya ia menemukan ide akan membuat masakan khusus untuk makan malam yang romantis bersama suaminya.
Saat sedang memasak di dapur, Bu Warokah, berteriak meminta tolong pada anaknya, Budi, yang masih berusia 12 tahun, untuk menelpun ayahnya. “Budi, tolong telepon ayahmu. Pake telepon rumah. Bilang ya, habis jam kerja Papa harus pulang, jangan sampai lembur. Pulsa Mama sedang habis, nggak bisa nilpun,” pesan Bu Warokah.
Budi yang lagi asyik menonton acara televisi kesayangannya, tampak beberapa kali menghubungi ayahnya lewat telepon rumah. Tapi tampaknya ia tak berhasil menghubungi ayahnya. Dengan kesal ia menutup telepon dan kembali menonton televisi.
Beberapa waktu kemudian, ibunya berteriak keras dari dapur. Ia menanyakan apa Budi sudah menghubungi ayahnya. Budi pun menjawab, “Aku sudah tiga kali menghubungi ayah, tapi yang jawab selalu wanita, Bu,” ujar Udin.
Emosi Bu Warokah langsung memuncak. Ia membayangkan suaminya sedang berkencan dengan wanita lain di luar. “Hm, kurang ajar. Aku sedang susah payah bikin masakan istimewa untuk ulangtahunnya, eh, si Udin malah kencan dengan wanita lain,” gumam Bu Warokah dengan suara gigi gemeretak. Ia pun lalu berhenti masak dan tak jadi menyiapkan hidangan istimewa itu.
Pada sore harinya, Bu Warokah menyambut kedatangan suaminya dengan pukulan sapu. Mendapatkan serangan yang membabi-buta itu, si suami berteriak-teriak kesakitan. Suara-suara ribut yang menyertainya membuat para tetangganya berdatangan ke rumah. Tak lama kemudian Pak RT pun menyusul.
“Ada apa ini Pak Udin, kok sore-sore sudah ribut sama istri? Malu dong didengar tetangga”, tegur Pak RT.
“Ibunya anak-anak cemburu buta, Pak RT. Saya dikira ada main dengan perempuan di luar. Tanpa tanya-tanya dulu, saya dipukuli pake sapu,” jelas Pak Udin.
“Betul Ibu menuduh suami selingkuh? Ibu punya bukti?”, tanya Pak RT.
“Tuh, tanya anak saya, Budi,” jawab Bu Warokah.
“Budi, betul ayahmu selingkuh? Kamu tahu darimana?” tanya Pak RT.
“Ketika saya menelpon bapak tiga kali, yang njawab selalu wanita,” kata Budi.
“Wanita itu bilang apa?” tanya Pak RT.
Dengan terbata-bata, Budi bilang, “Anu… anu… dia bilang Maaf nomor yang Anda hubungi berada di luar service area.”