Kali Mas tak hanya menarik jadi spot memancing, ada juga para pencari lumut penambah devisa rumah tangganya.

 

Kali Mas sisi Jalan Pemuda yang tengah surut kemarin. Para pencari lumut halus dapat dengan mudah mendapatkannya. (sa)

 

Surabayastory.com Hari Minggu (10/3/2019), Kali Mas Surabaya sisi Jalan Pemuda sedang surut. Air sungai yang biasanya melimpah, berada pada posisi paling minim. Air yang berombak juga tak tampak. Aliran air yang deras dan sering dipenuhi busa deterjen juga tidak ada. Ada yang berbeda di sana. Pemandangan baru yang tak biasa di keseharian. Salah satunya adalah mencari lumut! Ya benar, mencari lumut di Kali Mas.

Aktivitas ini memang tak biasa. Para pencari lumut biasanya banyak ditemui di Kali Mas sisi Raya Ngagel atau di sekitar pintu air Jagir Wonokromo. Namun hari Minggu itu, air di Kali Mas sisi Jalan Pemuda benar-benar surut airnya. Terlihat ada Dua orang tampak menunduk, membungkuk dengan kedua tangannya menggapai sulur-sulur hijau lunak yang ada permukaan dasar sungai yang tampak siang itu. Dua orang itu dengan perlahan menggarukkan tangan ke air, kemudian menggenggam lumut-lumut halus. Sejurus kemudian dimasukkan dalam bak. Berulang-ulang hingga bak air yang dibawa terisi lebih dari setengah.

Buat apa lumut-lumut halus itu? Mereka mengatakan lumut itu bisa dibuat mancing sendiri atau dijual ke pemancing yang banyak di sepanjang Kali Mas, terutama di sekitar pintu air Jl Pemuda Surabaya ini. Lumut yang dulu mungkin dianggap tak ada nilainya, sekarang bisa bernilai ekonomis. Lumut halus itu punya nilai jual.

Di kalangan pemancing, sudah bukan rahasia lagi bila lumut adalah umpan yang mujarab. Ada yang pakai lumut saja, ada pula mulai berinovasi dengan campuran-campuran personal. Seperti ditambah cacing, bumbu masak, hingga serbuk minuman instan. Lumut merupakan salah satu umpan yang banyak digunakan di air tawar, seperti kali, danau, rawa, parit, sawah atau kolam. Lumut juga bisa digunakan untuk memancing di air payau atau asin seperti di dermaga. Target ikan yang diharapkan adalah ikan nila, grasskap, ikan tawes, bader, baronang, kiper, belanak, dll.

Salah satu lumut yang bisa dipakai adalah lumut halus. Lumut ini punya tekstur halus. Ada yang menyebutnya dengan nama lumut kopyok atau lumut jaring muda. Lumut halus ini cocok dipakai untuk memancing ikan nila, wader, ikan tawes, atau ikan kecil lainnya.

Para pemancing semakin banyak yang memakai lumut sebagai umpan. Mereka juga sudah gampang untuk membeli tanpa susah payah masuk sungai untuk berburu lumut sebelum memancing. Harganya ekonomis, sekitar Rp 10.000 untuk seukuran gelas plastik. Lumut bisa dimanfaatkan sebagai mata pencaharian tambahan, dan menambah devisa rumah tangga.

 

Para pemancing di pintu air Kali Mas Jalan Pemuda yang banyak menggunakan lumut sebagai umpan. (sa)

 

Cara Pasang Umpan Lumut

Dari komunitas pemancing di kawasan pintu air, diketahui lumut yang jitu untuk umpan ada caranya untuk memasangnya. Agar ikan mau menyambar umpan, lumut yang dipilih adalah yang panjang-panjang. Setelah itu aduk hati-hati di dalam wadah agar lumut tidak putus. Lalu ambil sejumput, kaitkan ke mata pancing. Sisa-sisa lumut yang menjuntai biarkan saja. Kemudian putar dengan perlahan juntaian itu menuju senar hingga mencapai jarak sekitar 10 – 15 cm dari mata pancing. Cara mengumpan seperti ini membuat umpan jadi awet. Seusai strike (mendapatkan ikan), lumut bisa masih tersisa di sekitaran mata kail, dan bisa digunakan lagi.

Sementara para pencari lumut halus terus membungkuk, dari kejauhan, di dekat pintu air Jl Pemuda itu, para pemancing juga berjajar mengadu nasib. Saling memanjatkan doa yang berbeda dengan para ikan yang akan menjadi sasaran. Di antara mereka, juga ada yang memakai lumut halus sebagai umpannya. –sa

 

Bercerita berarti penyampaian cerita dengan cara bertutur. Yang membedakan adalah metode penyampaiannya.

Leave a Reply

  • (not be published)